Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris di Bekasi: Diduga Berafiliasi dengan Kelompok Ekstremis
Bekasi, 3 September 2024 – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri kembali melakukan operasi penangkapan terhadap dua terduga teroris di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Kedua orang yang ditangkap diketahui beragama Muslim dan diduga terafiliasi dengan kelompok ekstremis yang berupaya melakukan aksi teror di Indonesia. Penangkapan ini merupakan bagian dari upaya Densus 88 dalam mencegah ancaman terorisme yang terus mengintai negara.
Kronologi Penangkapan
Operasi penangkapan dilakukan pada Senin, 2 September 2024, di sebuah perumahan di Bekasi, setelah Densus 88 menerima laporan intelijen terkait aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh kedua terduga. Penangkapan tersebut berlangsung cepat dan tertutup, dengan pasukan Densus 88 bergerak tepat waktu untuk mengamankan kedua terduga tanpa ada perlawanan berarti.
Operasi berjalan lancar dan aman. Kedua terduga teroris saat ini sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut kata Kepala Bagian Humas Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, dalam keterangan resminya.
Menurut pihak kepolisian, kedua terduga ini telah lama dalam pantauan Densus 88. Mereka diduga terlibat dalam jaringan terorisme yang berhubungan dengan kelompok radikal internasional.
Dugaan Afiliasi dengan Kelompok Ekstremis
Kelompok ini dikenal memiliki ideologi radikal dengan pandangan ekstrem terhadap Islam, meski paham mereka bertentangan dengan ajaran Islam yang damai.
Respons Masyarakat dan Tokoh Agama
Penangkapan dua terduga teroris ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Bekasi dan sekitarnya. Banyak yang merasa terkejut bahwa aktivitas terorisme bisa muncul di lingkungan mereka.
Di sisi lain, para tokoh agama di Bekasi juga angkat bicara terkait penangkapan ini.
“Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan toleransi.
Upaya Pencegahan dan Deradikalisasi
Densus 88 dan pihak kepolisian menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mencegah terjadinya aksi teror. Mereka menghimbau agar warga tetap waspada terhadap lingkungan sekitar dan melaporkan jika ada aktivitas yang mencurigakan. Kerjasama antara masyarakat dan aparat keamanan menjadi kunci penting dalam mendeteksi potensi ancaman terorisme sejak dini.
Selain itu, pemerintah dan organisasi keagamaan terus menggalakkan program deradikalisasi untuk mengurangi penyebaran paham radikal di kalangan masyarakat, terutama di lingkungan yang rentan terhadap pengaruh ekstremisme.
“Dalam upaya menangani terorisme, kita harus melakukan pendekatan holistik, termasuk dengan meningkatkan program deradikalisasi dan memperkuat pemahaman agama yang moderat. Masyarakat juga harus lebih terlibat dalam upaya pencegahan ini,” kata Nur Kholis, seorang pakar terorisme dari Universitas Indonesia.
Penutup
Penangkapan dua terduga teroris di Bekasi oleh Densus 88 menunjukkan bahwa ancaman terorisme masih nyata dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Dalam menghadapi masalah ini, upaya bersama antara pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menjaga keamanan negara dan mencegah penyebaran paham radikal yang dapat merusak persatuan dan kedamaian bangsa.